Skip to main content

The Less Said, the Better : Interpreting Silence in Qualitative Research

 Halo sekte kualitatif kembali bersama penulis mengulas materi baru.......



RESUME ANALISIS KRITIS DAN NOVELTY

“ The Less Said, the Better : Interpreting Silence in Qualitative Research”

 

A.    ANALISIS KRITIS

Keheningan/diam sering dianggap sebagai masalah dalam penelitian kualitatif dan dipandang sebagai perwakilan dari kegagalan di antara para pemirsa. Di era penelitian berbasis bukti, kualitatif peneliti diharapkan untuk menunjukkan validitas mereka temuan berdasarkan apa yang sebenarnya dikatakan peserta penelitian (Jack, 2006; Polit & Beck, 2013).

Secara historis dalam budaya Barat, ''berbicara atau berbicara terus menandakan kekuasaan, pembebasan, budaya, atau peradaban itu sendiri'' (hlm. 3), sementara diam dapat berarti ketidakberdayaan dan kekosongan (Glenn, 2004). Di Barat. misalnya, orang berpikir bahwa komunikasi pada dasarnya adalah aktivitas verbal dan cenderung merasa agak tidak nyaman ketika yang lain diam (Newman, 1982). Dalam konteks budaya ini, diam dalam wawancara dipandang sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan orang yang diwawancarai atau keterampilan pewawancara yang tidak memadai untuk menimbulkan tanggapan orang yang diwawancarai (Polandia & Pederson, 1998).misalnya, orang berpikir bahwa komunikasi pada dasarnya adalah aktivitas verbal dan cenderung merasa agak tidak nyaman ketika yang lain diam (Newman, 1982). Dalam konteks budaya ini, diam dalam wawancara dipandang sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan orang yang diwawancarai atau keterampilan pewawancara yang tidak memadai untuk menimbulkan tanggapan orang yang diwawancarai (Polandia & Pederson, 1998).

Ethnography on Day Laborers in Japan

Pekerja harian adalah salah satu kelompok yang paling dikecualikan dalam bahasa Jepang masyarakat dan dengan santai dipekerjakan sebagai pekerja tidak terampil di lokasi konstruksi. Kebanyakan dari mereka berasal dari sosial ekonomi rendah

Pengalaman yang membawa mereka ke marginalisasi biasanya ditandai dengan dikucilkan dari tempat kerja dan keluarga/komunitas mereka ketika mereka gagal untuk memenuhi harapan masyarakat. Beberapa terlibat dalam perilaku antisosial, sementara yang lain tidak dapat mentolerir tempat kerja mereka karena terutama kondisi kerja yang buruk (Kawabata, 2009). Suatu hari buruh tidak setuju dengan norma-norma kolektivis, seperti tertutup ikatan sosial, dan perlu melarikan diri untuk menjaga individualitas dan otonomi mereka (Kawabata, 2009). Pengucilan sosial berdampak pada fisik, mental, dan fisik, mental, dan pekerja harian kesehatan sosial. Pengaturan hidup mereka genting dan distrik distigmatisasi secara sosial, yang mempengaruhi harga diri mereka dan identitas (Kawabata, 2009). Di Jepang, gaya komunikasi yang berbeda telah berkembang. Suka dalam masyarakat kolektivistik lainnya di Asia Timur, nilai orang menjaga keharmonisan dalam kelompok sosial lebih dari mengekspresikan pikiran dan perasaan batin individu yang kuat (Hasegawa & Gudykunst, 1998; Kim, 2002).

 

Silence in Interviews With Day Laborers

 

Seperti disebutkan sebelumnya, diam di Jepang adalah budaya norma dan sering digunakan secara tidak sadar dalam komunikasi. Mengingat tantangan yang kami hadapi untuk publikasi, kami memutuskan untuk lebih lanjut mengeksplorasi penggunaan keheningan oleh para peserta untuk mengilustrasikan kepada khalayak Barat berbahasa Inggris makna implisit yang tertanam dalam kutipan pekerja harian. Di bagian ini, kami mengeksplorasi bagaimana pekerja harian menggunakan keheningan selama wawancara dan bagaimana itu dimainkan sebagai tanggapan atas pertanyaan kami.

 

Menurut Alasuutari (2004), globalisasi kualitatif penelitian berarti bahwa bahasa Inggris telah menjadi lingua franca dari sains dan peneliti yang ingin mengkomunikasikan temuan mereka harus mematuhi penerbit Amerika dan Inggris yang mendominasi pasar editorial dan mungkin tidak menghargai ''juga contoh eksotis'' (hlm. 595). Paradoksnya, banyak akademisi yang menulis dalam bahasa Inggris sebagai bahasa kedua ditekan untuk menerbitkan di jurnal yang disebut internasional untuk mematuhi metrik produktivitas penelitian dari negara asal mereka (Gastaldo & Bosi, 2010; Mancia & Gastaldo, 2004). Kedua proses akan terus menyatukan pengulas Anglo-Saxon dan penulis internasional, banyak dari budaya non-Barat.

 

B.     NOVELTY

Dalam artikel ini “ recommendations for both authors and reviewers of qualitative research in dealing with silence as relevant information”. Novelty dalam artikel tersebut adalah apakah diam dalam penelitian qualitative merupakan informasi yang relevan.

Disusun Oleh : Thoha Abdul Madjid

link artikel : artikel

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PERTIMBANGAN AWAL PENELITIAN

 Pertimbangan Awal Penelitian       Kemajuan zaman saat ini tidak lepas dengan penelitian. Banyak sekali orang meneliti untuk sekedar tau atau untuk membuat satu inovasi. Dalam dunia pendidikan, baik guru, kepala sekolah meneliti agar pendidikan mengalami peningkatan. Penelitian dilaksanakan melalui suatu prosedur dan alur tertentu. Apapun jenis penelitiannya, selalu dimulai dengan adanya permasalahan, hal tersebut merupakan suatu kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Menyusun proposal kualitatif dan kuantitatif dalam suatu penelitian diperlukan strategi penulisan dan pertimbangan etika. Kemampuan peneliti dalam memilih dan mempertimbangkan etika penelitian akan menentukan kualitas akhir penelitian. dalam makalah pertimbangan awal akan disajikan tiga submakalah yang membahas lebih dalam pertimbangan awal penelitian : a. Pemilihan Pendekatan Penelitian Pemilihan Pedekatan Penelitian b. Makalah Penggunaan Kajian Teori  Makalah Penggunaan Kajian Teori c. S...