Organizational
Ethnographic Case Studies: Toward a New Generative In-Depth Qualitative
Methodology for Health Care Research?
A.
Analisis Kritis
Saat ini tidak ada konsensus tentang
definisi etnografi (Cunliffe, 2010; Hammersley, 2018; Hammersley &
Atkinson, 2007; Rouleau, 2013; Van Maanen, 2006). Menurut Hammersley (2018,
hlm. 1), menggambarkan etnografi sulit karena pendekatan ini sering dikacaukan
dengan desain penelitian kualitatif yang lebih luas, pendekatan interpretatif,
studi kerja lapangan, dan penelitian studi kasus. Selain itu, aplikasi
etnografi mengacu pada perspektif epistemologis, ontologis, dan etika yang
berbeda (Hammersley, 2018; Reeves et al., 2017; Ryan, 2017).
Tantangan dalam mendefinisikan
pendekatan studi kasus tradisional muncul dari konfrontasi antara paradigma
(Wahyuni, 2012), penulis klasik (Baxter & Jack, 2008), pendekatan
kuantitatif dan kualitatif (Creswell, 2007; Villarreal Larrinaga, 2016), dan
aplikasi empiris dan teoritis (Aczel, 2015; Luck et al., 2006; Prévost &
Roy, 2015). Menurut Prévost dan Roy (2015, hal. 135), desain studi kasus adalah
“jenis penelitian yang paling sulit untuk didefinisikan.
Sejauh pengetahuan kami, belum ada
penelitian yang memberikan definisi metodologis dari studi kasus etnografi
organisasi. Selain itu, bentuk adaptif baru dari etnografi organisasi telah
muncul dalam beberapa tahun terakhir seperti etnografi terfokus, etnografi
multisitus, etnografi antarorganisasi, dan etnografi cepat (Atherton et al.,
2018; Beneito-Montagut et al., 2017; Berthod et al., 2018; Bikker dkk., 2017;
Falzon, 2016). Variasi etnografi organisasi ini sering diterapkan dalam
kombinasi dengan desain studi kasus.
Dalam melakukan scoping review ini,
kami menggunakan kerangka Arksey dan O'Malley (2005), yang melibatkan lima
tahap: (a) mengidentifikasi pertanyaan penelitian, (b) mengidentifikasi artikel
yang relevan, (c) memilih artikel, (d) menganalisis data dari artikel, dan (e)
mengumpulkan, meringkas, dan melaporkan hasilnya. Metode ini muncul relevan
karena berlaku untuk berbagai topik dan disiplin ilmu di bidang perawatan
kesehatan (Arksey & O'Malley, 2005). Tujuan kami bukan untuk menilai
kualitas makalah. Kami pada dasarnya mengekstrak data dengan tujuan mengidentifikasi
potensi metodologis dan keterbatasan yang diangkat dalam studi kasus etnografi
organisasi.
Kami menggunakan pendekatan analitis
dua fase untuk mengekstrak dan mensintesis data dari makalah yang dipilih.
Pertama, analisis deskriptif digunakan untuk mengkategorikan makalah menurut
(a) penulis dan judul, (b) pertanyaan/tujuan penelitian, (c) desain studi, (d)
pemilihan/definisi studi kasus, (e) alasan penggunaan metodologi, (f) metode
pengumpulan data, (g) metode analisis data, (h) durasi kerja lapangan, (i)
refleksivitas, (j) potensi metodologis, dan (k) keterbatasan metodologis.
Kedua, kami melakukan subanalisis tematik induktif tentang potensi dan
keterbatasan metodologis yang diangkat dalam setiap artikel, yang mengarahkan
kami untuk mengidentifikasi empat tema metodologis yang melekatkan potensi dan
keterbatasan studi kasus etnografi organisasi dalam konteks perawatan
kesehatan: (a) proses penelitian, (b) sumber data, pengumpulan, dan analisis,
(c) kredibilitas, dan (d) dampak penelitian. Masing-masing dari keempat tema
ini menyematkan subtema tertentu.
Tinjauan pelingkupannya memperjelas
bahwa studi kasus etnografi organisasi memiliki fitur yang membedakannya dari
domain yang lebih luas dari penelitian perawatan kesehatan kualitatif. Dengan
menggabungkan pendekatan etnografi organisasi dan desain studi kasus, peneliti
perawatan kesehatan mencapai kedalaman yang lebih besar, kontekstualisasi yang
lebih halus, dan peningkatan kredibilitas dan dampak dalam studi kualitatif
empiris mereka. Tinjauan kami juga mengungkapkan bahwa potensi dan keterbatasan
spesifik yang diangkat oleh studi kasus etnografi organisasi tidak hanya
mencerminkan satu sama lain.
B. Novelty
“The
lack of scientific benchmarks to support the choice of an appropriate study
design represents a significant challenge to health care scholars.”
Novelty
dalam artikel ini diperlukannya tolak ukur ilmiah untuk mendukung pilihan
desain studi yang tepat merupakan tantangan yang signifikan bagi para sarjana
perawatan kesehatan.
Disusun : Thoha Abdul Madjid
Artikel Rujukan : artikel
Comments
Post a Comment